Oleh: Doni Pareira
Aktivis LSM Insan Lantang Muda (ILMU), Flores Barat, NTT
Di bawah pemerintahan yang disokong oleh Partai DEMOKRASI Indonesia Perjuangan, justru ruang dan hakikat demokrasi dimatikan. Setidaknya dimatikan sementara ketika ada delegasi negara lain datang ke Indonesia. Semua persoalan disembunyikan. Hanya boleh tampilkan yang indah, mulus, di hadapan para delegasi KTT ASEAN.
Semua persoalan disembunyikan di balik karpet merah para delegasi.
Rumah warga yang dihancurkan, sawah-sawah, ladang yang dirusak dan dirampas, dan tidak mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya, adalah TERLARANG untuk diungkap!
Hak-hak masyarakat yang dirampas mafia tanah, petani yang dipenjara karena menjual lahan miliknya, juga dikunci untuk tidak boleh disuarakan. Inikah demokrasi?
Sejatinya kita sedang bersandiwara menjalankan demokrasi. Kita berdiri diatas sistem hipokrasi. Kemunafikan. Lalu, ke manakah suara-suara orang Indonesia yang tertindas, terpinggirkan, dimanipulasi akan mencari keadilan?