Home Lingkungan WALHI dan LPL Ajak Tokoh Agama Bicara Lingkungan Hidup dan Keadilan Ekologis

WALHI dan LPL Ajak Tokoh Agama Bicara Lingkungan Hidup dan Keadilan Ekologis

252
0

PERADABANLUHUR.OR.ID, JAKARTA- Kerusakan lingkungan secara glolal yang semakin hebat dan juga sudah mengancam keberlangsungan kehidupan semua makhluk, bukan hanya manusia, yang disebabkan eksploitasi sumber daya alam yang massif, membuat Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan Lembaga Peradaban Luhur (LPL) tergerak mengajak tokoh agama agar turut bicara tentang tentang lingkungan hidup dan keadilan ekologis.

“WALHI, bekerja sama dengan LPL, sudah mengawalinya, dalam rangka memperluas resonansi ulang tahun yang ke-42, dengan mentelenggarakan talkshow yang mengangkat topik `tokoh agama bicara lingkungan hidup dan keadilan ekologis`. Hal ini didasarkan pada satu penjelasan bahwa agama, sebagaimana dijelaskan oleh Garry Gardner, dalam buku Inspiring Progress: Religion Contribution to Sustainable Development, agama memiliki nilai atau pandangan hidup yang sesuai dengan visi lingkungan hidup dan keadilan ekologis. Nilai atau pandangan hidup ini tentu akan memberikan pengaruh kuat bagi para pengikutnya untuk bertindak menyelamatkan alam dari ancaman kerusakan, “ujar Parid Ridwanuddin, mewakili WALHI dalam siaran persnya.

Lebih lanjut Parid Ridwanuddin menyatakan bahwa tokoh agama sangat penting untuk bicara lingkungan hidup dan keadilan ekologis karena saat ini terjadi penguasaan sumber daya alam oleh sekelompok orang yang meminggirkan berbagai kelompok rentan.

“Beberapa tahun yang lalu, WALHI telah mempublikasikan laporan yang menyebut 61,46 persen daratan Indonesia telah dikapling untuk kepentingan investasi skala besar. Jika dihitung, luasannya mencapai 96.593.156,13 hektar. Pihak yang menikmati dan meguasai 61.46 persen daratan ini adalah kelompok bisnis besar yang kelompoknya sangat terbatas alias oligarki,” tegas Parid Ridwanuddin, Manajer Kampanye Pesisir dan Laut, Eksekutif Nasional WALHI.

Laporan WALHI trersebut, menurut Parid Ridwanuddin, sudah dikonfirmasi oleh data Oxfam (2017) yang mencatat 1% orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan setara dengan 49% kekayaan seluruh orang Indonesia. Dengan demikian, empat orang terkaya di Indonesia kekayaannya setara dengan 100.000.000 orang termiskin. Penguasaan sumber daya alam inilah yang menyebabkan kerusakan di darat maupun di laut serta menyebabkan bencana ekologis yang tiada henti-hentinya, khususnya banjir, tanah longsor, kerusakan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pencemaran laut,” tambah Parid Ridwanuddin. Pada titik inilah tokoh agama penting bersuara menyampaikan pesan-pesan keadilan ekologis kepada masyarakat Indonesia,

Sedangkan Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL), Rakhmad Zailani Kiki, menyatakan dengan adanya kegiatan tokoh agama bicara lingkungan hidup dan keadilan ekologis, maka tokoh agama sudah berada di garda terdepan juga dalam mengatasi persoalan kerusakan lingkungan atau bencana ekologis dan juga dalam masalah keadilan ekologis.

“Dalam banyak hasil survei, seperti yang dirilis oleh Literasi Digital Indonesia pada tahun 2020, tokoh agama masih menjadi sumber informasi yang paling dipercaya, yaitu sebesar 61,7%. Ini tentu menjadi kekuatan besar dan dapat membuat perubahan dalam mengatasi bencana ekologis dan keadilan ekologis jika tokoh agama juga konsen dalam masalah lingkungan hidup. Ini yang LPL dan WALHI coba lakukan dengan memfasilitasi mereka dengan berbagai kegiatan, seperti talk show dan ada ragam bentuk kegiatan lainnya,” pungkas Rakhmad Zailani Kiki.

Kegiatan Talk Show Tokoh Agama Bicara Lingkungan Hidup dan Keadilan Ekologis dilakukan di  Studio WALHI, Kantor Eksekutif Nasional Jl. Tegal Parang Utara No.14, RT.5/RW.4, Mampang Prapatan., Kec. Mampang Prapatan.,  Jakarta Selatan. Narasumber dari tokoh agama diundang untuk rekaman video talk show yang videonya ditayangkan di channel YouTube WALHI dan juga di website Lembaga Peradaban Luhur (LPL).

Jika narasumber tidak bisa datang ke studio,.maka akan didatangi tim produksi untuk rekaman video di tempat narasumber. Rekaman yang sudah dilakukan dengan KH Faried F Saenong, Ph.D di Studio WALHi hari Senin, 24 Oktober 2022.

Previous articleHifdz Al-Bi`ah, Menjaga Lingkungan Menurut Prof. KH Ali Yafie
Next articleTolak Pengesahan RKUHP Bermasalah, Masyarakat Gelar Aksi Tabur Bunga di Gedung DPR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here